Thursday 15 October 2015

Memahami Layanan Jaringan Komputer



6.1.   Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini, siswa diharapkan dapat : Memahami berbagai layanan jaringan.
6.2   Uraian Materi

A.    Domain Name System (DNS) Server

Internet memiliki dua sistem penamaan host, yaitu IP address dan URL (uniform resource locator). Pengguna internet biasanya mengakses alamat   sebuah   website   menggunakan   URL   seperti   berikut   ini   :
www.detik.com,       www.yahoo.com.   www.google.com  dan   sebagainya. Sedangkan untuk akses IP address jarang dipakai secara umum, karena memang susah untuk dihafalkan.  Penomeran berbasis IP ini merupakan nomor unik yang hanya dimiliki oleh satu komputer yang terkoneksi di internet.  Satu nomor hanya digunakan untuk satu perangkat, tetapi sebuah perangkat bisa saja memiliki banyak nomor IP.
Hubungan dari URL dan IP address ini dipetakan dengan sebuah sistem  yang  disebut  DNS  (domain  name  service).     Komputer  yang berperan sebagai DNS akan meneruskan permintaan kita berupa alamat URL menjadi nomor IP yang dipetakan ke URL tersebut. DNS memungkinkan para pengguna jaringan komputer menggunakan nama seperti  www.filekontrol.com sebagai pengganti untuk mengganti IP address 192.168.1.1.

Pada saat suatu host di dalam sebuah jaringan terhubung ke jaringan lain melalui nama host maka proses ini disebut juga fully qualified domain name (FQDN), DNS digunakan untuk mengetahui IP address dari host tersebut. DNS diimplementasikan menggunakan sebuah server pusat yang mempunyai hak atas beberapa domain dan akan diarahkan ke DNS lain jika koneksi dilakukan ke domain yang di luar tanggung jawabnya.
DNS  menggunakan  arsitektur  hirarki  di  dalam  pemberian  nama.

Tingkat  pertama  adalah  nama  domain  yang  oleh  lembaga   Internet

Assigned Number Authority (IANA) dikategorikan sebagai berikut :

- .com untuk dipakai perusahaan-perusahaan

- .edu untuk dipakai perguruan tinggi

- .gov untuk dipakai badan-badan pemerintah

- .mil untuk dipakai badan-badan militer

- .org untuk dipakai badan-badan yang tidak termasuk kategori di atas.
Selain itu untuk membedakan pemakaian nama oleh suatu negara dengan negara lain digunakan tanda misalnya .id untuk  Indonesia, .au untuk Australia dan lain-lain.
Tingkat   berikutnya   adalah   sub-domain,   suatu   domain   dapat diterapkan ke berbagai sub-domain yang berupa bagian dari domain tersebut.    Misalnya    perusahaan    beta    soft    mempunyai    domain

betasoft.com, dapat mempunyai berbagai sub-domain seperti support.betasoft.com, sales.betasoft.com.
a.    Jenis Name Server

Terdapat empat jenis konfigurasi yang banyak digunakan :

a)    master :  digunakan  untuk menyimpan  record-record  zona  original  dan authoritative untuk name space tertentu, menjawab pertanyaan dari name server lain yang mencari jawaban space tersebut.
b)    slave : digunakan untuk menjawab permintaan dari  name server lain. Server slave    merupakan backup dari server master. Server ini mendapatkan informasi name space  dari name server master. Server master akan mengirim perubahan tersebut ke slavenya setiap periode tertentu.
c)    caching-only : digunakan untuk menawarkan layanan resolusi nama ke IP   tetapi sama sekali tidak mengelola zona. Jawaban atas semua resolusi di- cache di dalam memori selama periode waktu tertentu, yang ditentukan oleh record zona yang diterima.
d)    forwarding : digunakan untuk memforward permintaan ke suatu name server untuk resolusi nama. Jika name server   yang diminta tidak ditemukan, maka resolusi gagal.
Name  server  dapat  berupa  satu  atau  lebih  jenis-jenis  di  atas.  Tetapi

sebagai contoh, sebuah name server dapat berupa master untuk beberapa zona,   slave   untuk   zona   lainnya,   dan   hanya   menawarkan   resolusi forwarding untuk zona tertentu.
B.    Dynamic Host Control Protocol  (DHCP) Server

DHCP server digunakan untuk memberikan IP address kepada client atau workstation yang memerlukan IP address secara otomatis. Komputer yang memberikan  nomor  IP  disebut  sebagai DHCP  server,  sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP server.
DHCP menggunakan 5 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP, antara lain :
a.   IP Least Request
Merupakan  proses  saat  client  meminta nomor  IP  ke  server  (broadcast mencari DHCP server). Pada saat DHCP client dihidupkan, maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP server untuk mendapatkan nomor IP.
b.   IP Least Offer

DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada) yang mempunyai no IP memberikan penawaran ke client tersebut.
c.    IP Lease Selection

Client  memilih  penawaran  DHCP  server  yang  pertama  diterima  dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui peminjaman tersebut kepada DHCP Server.
d.   IP Lease Acknowledge

DHCP server memberikan jawaban atas pesan tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada client dengan sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP tersebut  dan  client  dapat  bekerja  pada  jaringan  tersebut.  Nomor  IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Setelah server memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.s
e.   Lease Period

Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP  client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada client yang membutuhkan. Lama   periode   ini   dapat   ditentukan   dalam   menit,   jam,   bulan   atau selamanya.
C.   Firewall

IPTABLES  adalah  suatu  tools  dalam  sistem  operasi  linux  yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan penyaringan terhadap lalu lintas

data. Secara sederhana digambarkan sebagai pengatur lalu lintas data. Dengan IPTABLES inilah kita akan mengatur semua lalu lintas dalam komputer, baik yang masuk ke komputer, keluar dari komputer, ataupun lalu lintas data yang sekedar melewati komputer.
IPTABLES fapat digunakan untuk melakukan seleksi terhadap paket-

paket yang datang baik input, output maupun forward berdasarkan IP address, identitas jaringan, port, source (asal), destination (tujuan), protokol yang digunakan bahkan berdasarkan tipe koneksi terhadap setiap paket (data yang diinginkan).
IPTABLES dapat melakukan perhitungan terhadap paket dan menerapkan prioritas trafik berdasar jenis  layanan (service). IPTABLES dapat digunakan untuk mendefinisikan sekumpulan aturan keamanan berbasis  port  untuk  mengamankan  host-host  tertentu.  IPTABLES  juga dapat dimanfaatkan untuk membangun sebuah router atau gateway, tentunya hanya untuk sistem operasi Linux.
Firewall IPTABLES packet filtering memiliki tiga aturan (policy), yaitu:

a.  INPUT

Mengatur paket data yang memasuki firewall dari arah intranet maupun internet. kita bisa mengelola komputer mana saja yang bisa mengakses firewall, misal: hanya komputer IP 192.168.1.100 yang bisa mengakses SSH ke firewall dan yang lain tidak boleh.
b.  OUTPUT

Mengatur paket data yang keluar dari firewall ke arah intranet maupun internet. Biasanya output tidak diset, karena bisa membatasi kemampuan firewall itu sendiri.
c.   FORWARD

Mengatur paket data yang melintasi firewall dari arah internet ke intranet maupun sebaliknya. Aturan forward paling banyak dipakai saat ini untuk mengatur koneksi internet berdasarkan port, mac address dan alamat IP. Selain aturan (policy), firewall IPTABLES juga mempunyai parameter yang disebut dengan TARGET, yaitu status yang menentukan koneksi di IPTABLES diizinkan lewat atau tidak. TARGET ada tiga macam yaitu:
-    ACCEPT

Akses diterima dan diizinkan melewati firewall.

-    REJECT

Akses ditolak, koneksi dari komputer klien yang melewati firewall langsung terputus, biasanya terdapat pesan Connection Refused. Target Reject tidak menghabiskan bandwidth internet karena akses langsung ditolak, hal ini berbeda dengan DROP.
-    DROP

Akses diterima tetapi paket data langsung dibuang oleh kernel, sehingga pengguna tidak mengetahui kalau koneksinya dibatasi oleh firewall, pengguna melihat seakan  akan server yang dihubungi mengalami permasalahan teknis. Pada koneksi internet yang sibuk dengan trafik tinggi, Target Drop sebaiknya jangan digunakan.
D.   Network Address Translation (NAT)

Pada jaringan komputer, proses Network Address Translation (NAT) adalah proses penulisan ulang (masquerade) pada alamat IP asal (source) dan/atau alamat IP tujuan (destination), setelah melalui router atau firewall. NAT digunakan pada jaringan dengan workstation yang menggunakan IP private supaya dapat terkoneksi ke Internet dengan menggunakan satu atau lebih IP  public. Pada mesin Linux, untuk membangun NAT dapat dilakukan dengan menggunakan IPTABLES (Netfilter). Dimana pada IPTABLES memiliki tabel yang mengatur NAT.
NAT dapat dikerjakan oleh kernel Linux dengan salah satu dari dua cara berikut :
a.   Source NAT

SNAT digunakan untuk menyembunyikan asala paket-paket dengan melakukan pemetaan alamat asal paket-paket yang akan menuju jaringan eksternal ke suatu IP address atau range address tertentu. Dengan kemampuan seperti ini, SNAT bisa digunakan sebagai server Masquerader.
b.   Destination NAT

DNAT sering digunakan untuk me-redirect secara transparan paket-paket yang masuk ke suatu lokasi/tujuan, misalnya diarahkan ke mesin yang berfungsi sebagai server proxy atau firewall SOCKS.
Salah satu versi dari NAT adalah IP Masquerade, yang mengijinkan beberapa  workstation  atau  host  terkoneksi  ke  internet  tanpa  harus memiliki IP  address yang dapat dikenal di jaringan eksternal internet. Server yang memiliki fungsi sebagai gateway menyediakan suatu masquerader menggunakan IPTABLES untuk membuat host-host lokal dikenal di jaringan internet dimana IP address yang tercatat adalah IP address gateway.
Proses masquerade IP dikerjakan menggunakan subsitusi IP address dan nomor port. IP address paket dari jaringan lokal diubah berdasarkan pada tujuannya. Berikut ini adlaah aturan sederhananya :
·         Paket  yang  menuju  jaringan  eksternal  (meninggalkan  jaringan  lokal menuju ke gateway). IP address asal paket diubah ke IP address mesin maquerader. IP address masquerader bersifat unik pada jaringan eksternal.
·         Paket yang masuk dari jaringan eksternal (menuju jaringan lokal melalui gateway). Alamat paket diubah ke IP address host jaringan lokal. Mesin- mesin di dalam jaringan lokal memiliki alamat private network yang tidak valid (tidak dikenal) pada jaringan eksternal.
·         IP Masquerade menggunakan port forwarding untuk mengubah suatu IP address paket. Pada saat sebuah paket sampai dari jaringan eksternal, alamat portnya diperiksa dan dibandingkan terhadap isi tabel masquerade. Jika port yang dibandingkan ditemukan, IP address yang ada pada header paket diubah dan dikirim ke IP address yang telah di-masquerade.


Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam implementasi NAT :

-   Semua aturan penterjemahan address ke chain-chain dalma tabel NAT.

-   Tabel NAT menggunakan chain-chain seperti berikut ini :

a)  PREROUTING, digunakan untuk memilah paket yang akan diteruskan

b)  POSTROUTING, digunakan untuk memilah paket yang telah diteruskan

c)  FORWARD, digunakan untuk memilih paket yang melalui router.

-   Memasukkan  modul-modul  kernel  untuk  menangani  protokol-protokol khusus.

0 comments:

Post a Comment